Friday, July 24, 2009

Kontroversi Isra' Mi'raj?

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Isra 17:1)


"Dan sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada surga tempat tinggal.
(Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung.
Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar." (Q.S. An-Najm 53:13–18)










Pejam celik, pejam celik, rupa-rupanya sudah seminggu Isra` Mi`raj pada 27 Rejab 1430 bersamaan 20 Julai 2009 yang disambut oleh seluruh umat Islam sedunia telah berlalu pergi.



Adakah kita kenal apa itu Isra' Mi'raj?


Apa sejarahnya?


Bagaimana boleh terjadinya peristiwa Isra' mi'raj ini?
*Persoalan yang boleh sama-sama kita renungi bersama*




Secara ringkasnya, kita mengenal Isra' Mi'raj (الإسراء والمعراج) sebagai peristiwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Mekkah ke Masjidil Aqsa dan naik ke langit (Sidrathul Muntaha) dan kembali ke Mekkah pada saat fajar bersama Malaikat Jibril.


Dalam peristiwa ini Nabi Muhammad SAW menerima wahyu tentang ibadah Solat.



Kisah yang termaktub di dalam al-Quran ini menjadi fenomena sekaligus perdebatan, baik di kalangan muslim sendiri maupun di kalangan ilmuwan.

Kontroversi yang utama adalah tentang eksistensi Masjidil Aqsa. Awal Isra adalah dari Masjidil Haram atau Kaabah di Mekkah.










Apa yang termaktub didalam al-Quran ialah Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.



Masjidil Aqsa mempunyai erti ‘masjid terjauh’. Masjidil Aqsa seperti yang kita kenali adalah berada di kawasan Al-Haram ash-Sharif –Temple Mount menurut Yahudi dan Nasrani– di Jerusalem. Selain Masjidil Aqsa di kawasan tersebut terdapat Qubbah As-Sakhrah atau Dome of the Rock. Dome of the Rock dibangun pada sekitar tahun 690M oleh kekhalifahan Umayyah, Abdul Malik bin Marwan, dan kemudian diikuti dengan pembangunan Masjidil Aqsa yang siap pada tahun 710M.










Persoalan yang adalah, benarkah di kawasan tersebut kekhalifahan Umayyah membangun Masjidil Aqsa sebagaimana yang tertera dalam al-Quran sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menuju dalam perjalanan malamnya di tahun 621M? Benarkah Masjidil Aqsa dalam al-Quran adalah Masjidil Aqsa di Jerusalem tersebut?



Para ilmuwan dan ahli sejarah berpendapat bahawa Masjidil Aqsa yang dibangun adalah pengejawantahan ayat al-Quran supaya menjadi kenyataan kerana di tahun 621M di kawasan tersebut tidak ada bangunan masjid bernama Aqsa,



dan pendapat yang kedua adalah bahawa Masjidil Aqsa yang tertera di dalam al-Quran adalah Masjid Nabawi di Madinah yang dibangun oleh Rasulullah SAW ketika hijrah, namun hal ini masih dipersoalkan kerana Isra' terjadi setahun sebelum Hijrah ke Madinah terjadi.


Wilayah Jerusalem termasuk ke dalam wilayah yang disebut West Bank atau Tepi Barat (sebutan dari PBB), sebuah wilayah yang tidak dimiliki oleh negara manapun atau dalam erti kata lain, tidak pernah dijajah.



Wilayah lainnya adalah seperti Jalur Gaza. Jalur Gaza dan Tepi Barat dihuni oleh orang-orang Palestin sebanyak 80 peratus dan selebihnya merupakan orang-orang Israel. Kaum dan negara yang berkepentingan terhadap tanah suci ini berpegang teguh pada kepercayaannya.




Israel ingin Palestin keluar dari tanah tersebut, begitu juga sebaliknya Palestin ingin Israel keluar dari tanah suci tersebut.



Entah sampai bila konflik Arab-Israel ini akan berakhir, mungkin memang tanah suci tersebut ditakdirkan menjadi arena peperangan dan jihad, sedangkan Masjidil Aqsa dalam al-Quran nyata jelas disebut yang bermaksud “Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati sekelilingnya.”


Wallahualam.

Selain kontroversi juga, terdapat propaganda yang menyesatkan seperti Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dengan menaiki buraq, binatang berekor, bersayap, berkepala wanita.



Buraq ini sering digambarkan dalam karya seni, namun hal tersebut adalah propaganda terhadap kiasan bahawa Nabi Muhammad adalah seorang ‘penunggang’ wanita. Dari rujukan Hadits Bukhari, “Suatu hari malaikat Jibril datang dan membawa Nabi, lalu dibedahnya dada Nabi dan dibersihkannya hatinya, diisinya dengan iman dan hikmah.



Kemudian didatangkan buraq, ‘binatang’ berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata.


Maka dengan buraq itu Nabi melakukan isra’ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa” Jadi, tidak disebutkan bahwa buraq itu berkepala wanita.


Tentang Isra' Mi'raj ada satu artikel yang ditulis oleh Imam A. M. Khattab di Islamic Center of Greater Toledo, Ohio, yang menyimpulkan tentang Isra' dan Mi'raj terjadi karena nyata tertulis dalam Quran, sedangkan prosesnya jelas sangat jauh dari alam pemikiran manusia.



Para ulama Muslim umumnya meyakini salah satu dari tiga pendapat berikut:


“There are three opinions. Some say he had seen it in his dream and the dream of the Prophet is true. Another group of ulama said no the journey had taken place but by his soul only not by his body. A third group of ulama said no he traveled body and soul. Who is correct I don’t know? I could choose any one of those opinions and every one of you is free to choose any one of those. That’s Islam. These are the Ayat Mutashabihaat, which are subject of ijtehad. But if you go and say these words in Masjid Saad [located on Monroe Street, Toledo, Ohio] they will declare you a kafir. But if you read all of the explanations (tafseers) of the Qur’an you will find these three opinions in them. So the important thing is that as Muslims we believe that the event of Isrā and Mirāj are occurred”.



Jadi, inilah antara rungkaian-rungkaian yang terdapat di negara dunia yang memberikan hujah-hujah mereka mengenai Isra' mi'raj. Apapun kajian dan penelitian mereka, kita wajiblah meyakini bahawa setiap kejadian dan ketentuan Allah itu Benar dan pasti ada hikmahnya. Semoga kita sama-sama dapat mengambil 'Ibrah' daripadanya, InsyaAllah Ameen...

No comments:

Post a Comment